Senin, 21 November 2016

Supermoon



Supermoon
Bulan super adalah istilah yang digunakan oleh para astrolog untuk menggambarkan keadaan bulan penuh ketika bulan berada dalam posisi terdekatnya dengan Bumi (apsis/perigee). Istilah ini tidak diterima secara luas, terutama di kalangan ilmuwan. Secara spesifik, bulan super bisa merupakan bulan purnama atau bulan baru, yang jaraknya dengan bumi sekitar 10% atau kurang dari jarak lintasannya dengan bumi. Ketika fenomena ini terjadi, bulan nampak lebih besar dan lebih terang, meskipun perubahan jaraknya hanya beberapa kilometer.
Fenomena bulan super sebelumnya terjadi tahun 1955, 1974, 1992, dan 2005.[2] Pada 19 Maret 2011,[3] bulan super akan mengalami jarak terdekatnya dalam 18 tahun terakhir, dengan prakiraan jarak sekitar 356,577 kilometer (221,567 mi).[4] Pada 19 Maret, fenomena perigee bulan, yang memiliki siklus sekitar 27,3 hari, terjadi bersamaan dengan bulan purnama yang muncul tiap 29 hari. Ketika perigee bulan terjadi bersamaan dengan bulan purnama, permukaan bulan akan tampak 14 persen lebih besar dan 30 persen lebih terang dari bulan purnama.
Bulan super kadang dihubung-hubungkan dengan bencana alam, seperti gempa bumi,[6] gunung meletus, dan lain-lain. Itu karena waktu terjadinya bulan super hampir selalu berdekatan dengan terjadinya suatu bencana alam tertentu.  Namun, bulan super tidak cukup kuat untuk memengaruhi permukaan tanah ataupun gunung berapi di Bumi,[1][7] pengaruh dari fenomena bulan super ini di bumi hanyalah naiknya permukaan laut sekitar beberapa inci di beberapa daerah.
Pengaruh fenomena bulan super terhadap peningkatan aktivitas seismik justru terjadi di permukaan bulan sendiri, meskipun efeknya tidak terlalu besar. Ketika berada dalam keadaan bulan super, bulan mengalami gempa. Hal ini terdeteksi oleh instrumen seismologi yang ditinggalkan oleh para astronot Apollo 11 di bulan.[8]
Istilah bulan super pertama kali dikemukakan oleh astrolog Richard Nolle pada tahun 1979
Sebab terjadinya Supermoon

Jarak Bulan dari Bumi tidak sama dari waktu ke waktu karena Bulan mengorbit Bumi dalam posisi elips. Jadi suatu waktu Bulan dapat mengalami posisi terjauhnya dari Bumi yang dinamakan dengan posisi "Apogee" dan juga dapat mengalami posisi terdekatnya dari Bumi yang dinamakan dengan posisi "Perigee".

Pada saat Bulan tengah mengalami kondisi penuh (Purnama) dan tepat berada pada posisi Perigee, maka Bulan akan tampak lebih besar dan lebih terang cahanya, saat itulah Bulan dikatakan mengalami fase Supermoon dimana permukaan Bulan akan tampak 14 % lebih besar dan 30 % lebih terang cahayanya di lihat dari Bumi.

Banyak orang yang memprediksikan akan terjadinya hal buruk di Bumi saat terjadinya Supermoon, namun sebenarnya Supermoon adalah peristiwa alami yang tidak ada pengaruhnya sama sekali dengan bencana atau efek buruk apapun yang dikhawatirkan banyak orang, kecuali hanya dapat menaikan permukaan laut beberapa inci saja di beberapa wilayah Bumi tertentu.

Sahabat Cinta Sains juga bisa membaca artikel : Sebab Adanya Tahun Kabisat dan Pengertian Tahun Kabisat

Demikian artikel tentang pengertian Supermoon atau Bulan Super dan sebab terjadinya Supermoon. Semoga bermanfaat.

Bahan Bakar Alternatif



Singkong atau di jawa lebih dikenal dengan sebutan ketela pohon merupakan salah satu hasil pertanian dari petani di Indonesia. Taukah anda bahwa ketela pohon itu dapat menjadi dimanfaatkan menjadi BBM ? Anda mungkin akan mengatakan tidak, tetapi kenyataannya Singkong bisa berguna untuk menghasilkan BBM. Untuk membuat singkong bisa menjadi bahan bakar anda tentu harus memiliki lahan yang luas untuk menanam singkong. Agar menghasilkan singkong yang bermutu, anda harus mempunyai lahan yang Gembur, dan tanah sebainkya mengandung lumpur atau tanah liat. setelah itu anda harus mempunyai bibit singkong berupa batang-batang singkong yang unggul, agar dapat memperoleh batang yang kuat. tanam singkong dengan jarak 1 meter agar unsur hara tanah terbagi merata ke setiap batang singkong. kemudian panen singkong setelah 2 bulan untuk hasil umbi yang baik. Panen lebih dari 2 bulan akan membuat umbi menjadi keras.
Selain dijadikan produk makanan, singkong dapat di sulap menjadi bahan bakar alternatif yang dikenal dengan sebutan Bio-etanol. Bensin yang dicampur dengan Bio-etanol kualitasnya akan setara dengan Pertamax. Cukup tambahkan 10% dari total volume bensin. Berikut beberapa manfaat menggunakan Bensin Bio-etanol.
  • Pembakaran lebih sempurna, gas buang menjadi sangat bersih.
  • Tarikan lebih spontan dan enteng.
  • Suara mesin menjadi halus
  • Irit bahan bakar sampai dengan 20 %.
  • Memperpanjang usia mesin.
  • Ramah lingkungan
  • Bebas timbal
  • Menambah kemampuan jarak tempuh kendaraan
  • Meminimalisasi kerak di ruang bakar

Lalu bagaimana cara mengolah singkong menjadi etanol? Berikut Langkah-langkah pembuatan bioetanol berbahan singkong yang dilerapkan Tatang H Soerawidjaja. Pengolahan berikut ini berkapasitas 10 liter per hari.
1.      Kupas 125 kg singkong segar, semua jenis dapal dimanfaatkan. Bersihkan dan cacah berukuran kecil-kecil.
2.      Keringkan singkong yang telah dicacah hingga kadar air maksimal 16%. Persis singkong yang dikeringkan menjadi gaplek. Tujuannya agar lebih awet sehingga produsen dapat menyimpan sebagai cadangan bahan baku.
3.      Masukkan 25 kg gaplek ke dalam tangki stainless si eel berkapasitas 120 liter, lalu tambahkan air hingga mencapai volume 100 liter. Panaskan gaplek hingga 100"C selama 0,5 jam. Aduk rebusan gaplek sampai menjadi bubur dan mengental.
4.      Dinginkan bubur gaplek, lalu masukkan ke dalam langki sakarifikasi. Sakarifikasi adalah proses penguraian pati menjadi glukosa. Setelah dingin, masukkan cendawan Aspergillus yang akan memecah pati menjadi glukosa. Untuk menguraikan 100 liter bubur pati singkong. perlu 10 liter larutan cendawan Aspergillus atau 10% dari total bubur. Konsentrasi cendawan mencapai 100-juta sel/ml. Sebclum digunakan, Aspergilhis dikuhurkan pada bubur gaplek yang telah dimasak tadi agar adaptif dengan sifat kimia bubur gaplek. Cendawan berkembang biak dan bekerja mengurai pati.
5.      Dua jam kemudian, bubur gaplek berubah menjadi 2 lapisan: air dan endapan gula. Aduk kembali pati yang sudah menjadi gula itu, lalu masukkan ke dalam tangki fermentasi. Namun, sebelum difermentasi pastikan kadar gula larutan pati maksimal 17—18%. Itu adalah kadar gula maksimum yang disukai bakteri Saccharomyces unluk hidup dan bekerja mengurai gula menjadi alkohol. Jika kadar gula lebth tinggi, tambahkan air hingga mencapai kadar yang diinginkan. Bila sebaliknya, tambahkan larutan gula pasir agar mencapai kadar gula maksimum.
6.      Tutup rapat tangki fermentasi untuk mencegah kontaminasi dan Saccharomyces bekerja mengurai glukosa lebih optimal. Fermentasi berlangsung anaerob alias tidak membutuhkan oksigen. Agar fermentasi optimal, jaga suhu pada 28—32"C dan pH 4,5—5,5.
7.      Setelah 2—3 hari, larutan pati berubah menjadi 3 lapisan. Lapisan terbawah berupa endapan protein. Di atasnya air, dan etanol. Hasil fermentasi itu disebut bir yang mengandung 6—12% etanol
8.      Sedot larutan etanol dengan selang plastik melalui kertas saring berukuran 1 mikron untuk menyaring endapan protein.
9.      Meski telah disaring, etanol masih bercampurair. Untuk memisahkannya, lakukan destilasi atau penyulingan. Panaskan campuran air dan etanol pada suhu 78"C atau setara titik didih etanol. Pada suhu itu etanol lebih dulu menguap ketimbang air yang bertitik didih 100°C. Uap etanol dialirkan melalui pipa yang terendam air sehingga terkondensasi dan kembali menjadi etanol cair.
10.  Hasil penyulingan berupa 95% etanol dan tidak dapat larut dalam bensin. Agar larul, diperlukan etanol berkadar 99% atau disebut etanol kering. Oleh sebab itu, perlu destilasi absorbent. Etanol 95% itu dipanaskan 100"C. Pada suhu ilu, etanol dan air menguap. Uap keduanya kemudian dilewatkan ke dalam pipa yang dindingnya berlapis zeolit atau pati. Zeolit akan menyerap kadar air tersisa hingga diperoleh etanol 99% yang siap dieampur denganbensin. Sepuluh liter etanol 99%, membutuhkan 120— 130 lifer bir yang dihasilkan dari 25 kg gaplek


ekstrak bunga sepatu sebagai indikator alami



Ekstrak Bunga Sepatu Sebagai Indikator Asam Basa
Dalam laboratorium kimia, indikator asam basa yang digunakan adalah indikator buatan indikator alami. Percobaan pertama pada praktikum Asam Basa I ini, yaitu bagaimana membuat indikator alami dari ekstrak tumbuh-tumbuhan (dalam hal ini digunakan bunga sepatu). Bunga sepatu dapat dijadikan indikator karena mempunyai zat warna yang disebut antosianin dan mampu memberikan perubahan warna baik pada senyawa asam maupun senyawa basa. Ketika di dalam larutan asam akan memberikan warna merah, sedangkan di dalam larutan basa akan memberikan warna hijau, dan di dalam larutan netral tidak berwarna.
Secara kimia, kita dapat mendefinisikan asam sebagai senyawa yangmenghasilkan ion hidrogen ketika larut dalam pelarut (biasanya air).
Secara kimia,  basa sebagai senyawa yang menghasilkan ion hidroksida (OH-) ketika larut dalam pelarut air.  Rumus senyawa basa selalu memiliki gugus OH (kecuali untuk ammonium hidroksida). Adanya gugus OH inilah yang menyebabkan senyawa basa memiliki sifat – sifat khas sebagai suatu basa.
Kita telah mengetahui bahwa asam mempunyai rasa asam, sedangkan basa mempunyai rasa pahit. Namun begitu, tidak dianjurkan untuk mengenali asam dan basa dengan, cara mencicipinya, sebab banyak diantaranya yang dapat merusak kulit (korosif) atau bahkan bersifat racun. Asam dan basa dapat dikenali dengan menggunakan indikator yang tepat. Baik berupa indikator alami atau indikator buatan.
Kelopak bunga tumbuhan memiliki pigmen sehingga ketika diekstrak menghasilkan berbagai warna. Zat warna tumbuhan menunjukan warna yang berbeda dalam kondisi pH yang berbeda-beda.
Hasil pengujian warna terhadap larutan baku yang memiliki pH tertentu, menunjukan pH dimana indikator alami tersebut bekerja. Warna ini dapat digunakan sebagai standar dalam pengukuran pH dari larutan yang belum diketahui pH-nya.
Asam kuat dan basa kuat akan terurai sempurna dalam air dan pada titik ekivalen memiliki pH sama dengan 7. Indikator alami dapat dipakai sebagai penentuan konsentrasi dalam titrasi asam basa.
Di samping menggunakan indikator buatan, seperti lakmus, fenolftalen,metil merah dan brom timol biru, kita juga dapat mengenali senyawaasam atau basa dengan menggunakan indikator alami, seperti bungasepatu, bunga hidrangea, kol merah, kunyit dan beberapa jenis tumbuhan lainnya. Indikator asam-basa yang baik adalah zat warna yang memberi warna berbeda dalam larutan asam dan larutan basa.

CARA PEMBUATAN INDIKATOR ALAMI
1.      Bunga Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
Pilih beberapa helai mahkota bunga dari bunga sepatu bewarna merah.
Gerus dalam lumpang sampai halus, tambah sedikit air.
Saring ekstrak mahkota bunga merah tersebut, kemudian teteskan ekstrak mahkota bunga ke dalam:
- Air suling (netral)
- Larutan cuka (asam)
- Air kapur (basa)
Indikator asam-basa dari bunga sepatu, ketika didalam larutan asam akan memberikan warna merah, di dalam larutan basa akan memberikanwarna hijau dan pada larutan netral tidak berwarna.
Sebenarnya berbagai bagian dari tumbuhan yang berwarna dapat digunakan sebagai indikator asam basa. Pada umumnya bahan yang memiliki warna mencolok memiliki sifat memberikan warna yang berbeda pada suasana asam dan basa. Pada percobaan ini digunakan mahkota bunga sepatu yang memiliki warna merah menyala. Ketika pembuatannya, setelah ditambahkan etanol warna bunga yang semula merah berubah menjadi ungu pekat. Penambahan etanol ini berfungsi sebagai pelarut yang digunakan untuk mendispersi komponen-komponen zat terlarut.

Artikel biologi


Singkong Sebagai Bahan Baku Pembuatan Kantong Plastik
Pengurangan penggunaan tas plastik yang tidak ramah lingkungan itu tentu bukanlah hal yang mudah layaknya membalikkan telapak tangan. Kebiasaan masyarakat menggunakan tas plastik sebagai alat pengemas barang seolah sudah menjadi budaya yang sulit diubah.
Konsumsi berlebih terhadap plastik, pun mengakibatkan jumlah sampah plastik yang besar. Karena bukan berasal dari senyawa biologis, plastik memiliki sifat sulit terdegradasi (non-biodegradable). Plastik diperkirakan membutuhkan waktu 100 hingga 500 tahun hingga dapat terdekomposisi (terurai) dengan sempurna. Sampah kantong plastik dapat mencemari tanah, air, laut, bahkan udara. Namun tidak ada masalah yang tak ada penyelesaiannya. Ungkapan itu menjadi benar ketika manusia mau berusaha. Dengan menggunakan teknologi khusus, tas plastik pun ternyata bisa terbuat dari singkong. Tidak hanya ramah lingkungan, pembuatan tas plastik yang diberi nama ecoplas ini ternyata juga mampu memberdayakan ekonomi masyarakat dan petani singkong
Ecoplas merupakan tas plastik ramah lingkungan yang mengombinasikan polimer sintetik dengan tepung tapioka.Bahan-bahan tersebut mengaktifkan mikroorganisme tanah untuk membantu proses penguraian plastik. Dimotori oleh PT Tirta Marta yang menemukan terobosan baru pembuatan plastik berbahan dasar ramah lingkungan itu. Perusahaan ini telah mengembangkan pembuatan plastik berbahan singkong . Namun, baru pada 2008 ecoplas ramai di pasaran plastik di Indonesia.

Pemilihan singkong sebagai bahan dasar pembuatan ecoplas bukan tanpa alasan. Singkong mengandung zat tertentu yang dapat disatukan dan diolah menjadi resin (biji plastik). Resin itulah yang kemudian dibuat menjadi berbagai bentuk kantong plastik. Sebuah inovasi yang betul-betul ramah lingkungan. Point tambahan lagi, kantong jenis ini diproduksi dengan penghematan bahan bakar. BE+ atau Biodegradable Resin adalah resin baru yang dikembangkan oleh seorang Anak Negeri. Kantong ini mengandung 50% tepung singkong Indonesia beserta sumber-sumber alami lain yang ramah lingkungan dan dapat diperbaharui.

"Selain itu, singkong kan tanaman yang paling mudah ditanam di Indonesia. Hanya dengan menancapkan batangnya saja, singkong bisa tumbuh. Indonesia ini kan banyak sekali lahan yang belum dimanfaatkan, dengan produksi ecoplas ini diharapkan dapat semakin memberdayakan masyarakat.
Singkong yang digunakan untuk bahan plastik, tidak terbatas pada singkong jenis tertentu. Semua jenis singkong, baik yang dapat dimakan maupun tidak, bisa menjadi bahan baku pembuatan ecoplas. Tentu saja, singkong tersebut harus dibuat tepung terlebih dulu atau yang biasa disebut tepung tapioka.

Sebagai plastik yang ramah lingkungan, ecoplas dapat terurai dalam waktu yang relatif singkat. Berdasarkan hasil tes di Sucopindo, ecoplas bisa terurai dalam waktu rata-rata hanya 10 minggu. Namun tentu waktu untuk terurai itu akan berbeda-beda di setiap tempat. Ini berkaitan dengan organisme tanah. Kita tidak bisa mengontrol organisme tanah, jadi bisa saja terurai lebih cepat atau lebih lambat.

Karena berbahan dasar tepung tapioka, ketika dibuang ke tanah, ecoplas akan segera diserbu mikroorganisme tanah. Mikroorganisme itulah yang akan mengonsumsi ecoplas dan membuat plastik produksi 100 persen Indonesia itu terurai. Saat ini, ecoplas telah dipasarkan di berbagai wilayah di Indonesia, seperti Bali, Jakarta, Surabaya, dan Bandung. Tidak hanya di dalam negeri, produk karya anak bangsa ini juga telah dipasarkan ke beberapa negara tetangga, seperti Singapura dan Amerika.

Keunggulan lain dari ecoplas adalah teksturnya yang lebih lembut. Jika diraba dengan tangan, plastik ini tidak keras dan kaku layaknya plastik lain yang sering dijumpai di pasaran.Memang dari segi harga ini sedikit lebih mahal. Tapi kalau melihat dampak lingkungannya, harga yang cuma berbeda sedikit itu tidak berarti apa-apa.

Ecoplas merupakan alternatif baru pengganti kantong plastik yang membutuhkan waktu ratusan tahun untuk bisa terurai sempurna. Sulitnya penguraian plastik ini masih diperparah dengan banyaknya penggunaan plastik di dunia

Beberapa fakta tentang tas plastik dari berbagai sumber pengamat lingkungan, antara lain, saat ini rata-rata setiap keluarga menggunakan 1.460 tas plastik setiap tahunnya, sebanyak 500 miliar tas plastik dijual setiap tahunnya di seluruh dunia, produksi tas plastik menghasilkan gas rumah kaca yang berkontribusi terhadap pemanasan global, sembilan persen sampah di tempat pembuangan akhir adalah tas plastik, dan lebih dari sejuta burung dan 100.000 mamalia laut dan penyu laut mati setiap tahunnya akibat memakan atau terjerat plastik.

Proses pembuatan kantong kemasan dari singkong membutuhkan 3 tahapan.
  1. Tahap pertama adalah tepung singkong dan minyak nabati diolah dengan mesin khusus menjadi biji pellet singkong. Biji pellet singkong inilah yang menjadi bahan dasar pembuatan kantong kemasan.
  2. Setelah itu, biji pellet diproses dengan mesin untuk dihasilkan kantong. 
  3. Bahan kantong yang telah dihasilkan kemudian dicetak menjadi kantong kemasan sesuai ukuran.

Dikatakan dia, mesin yang diberi nama Enviplast ini dibuat dan diproduksi di China. Mesin ini selain dipamerkan juga dijual dengan harga antara Rp 500 juta hingga Rp 600 juta/unitnya. "Selain kita pamerkan kita juga akan jual mesin harga tersebut. Tetapi 1 mesin yang kita jual itu terdiri dari 3 set mesin. Mesin ini mempunyai kapasitas produksi 22-25 kg kantong kemasan/jam," imbuhnya. Ia mengklaim bila kantong kemasan yang dihasilkan oleh mesin Enviplast ini mudah diurai di dalam tanah.
Kalau bicara keunggulan memang mesin ini ramah lingkungan kantong yang dihasilkan bisa terurai 3-6 bulan saja di dalam tanah. Kalau rata-rata plastik lainnya bisa puluhan tahunan