Singkong atau
di jawa lebih dikenal dengan sebutan ketela pohon merupakan salah satu hasil
pertanian dari petani di Indonesia. Taukah anda bahwa ketela pohon itu dapat
menjadi dimanfaatkan menjadi BBM ? Anda mungkin akan mengatakan tidak, tetapi
kenyataannya Singkong bisa berguna untuk menghasilkan BBM. Untuk membuat
singkong bisa menjadi bahan bakar anda tentu harus memiliki lahan yang luas
untuk menanam singkong. Agar menghasilkan singkong yang bermutu, anda harus
mempunyai lahan yang Gembur, dan tanah sebainkya mengandung lumpur atau tanah
liat. setelah itu anda harus mempunyai bibit singkong berupa batang-batang
singkong yang unggul, agar dapat memperoleh batang yang kuat. tanam singkong
dengan jarak 1 meter agar unsur hara tanah terbagi merata ke setiap batang
singkong. kemudian panen singkong setelah 2 bulan untuk hasil umbi yang baik.
Panen lebih dari 2 bulan akan membuat umbi menjadi keras.
Selain dijadikan produk makanan, singkong dapat di
sulap menjadi bahan bakar alternatif yang dikenal dengan sebutan Bio-etanol.
Bensin yang dicampur dengan Bio-etanol kualitasnya akan setara dengan Pertamax.
Cukup tambahkan 10% dari total volume bensin. Berikut beberapa manfaat
menggunakan Bensin Bio-etanol.
- Pembakaran lebih sempurna, gas buang menjadi sangat bersih.
- Tarikan lebih spontan dan enteng.
- Suara mesin menjadi halus
- Irit bahan bakar sampai dengan 20 %.
- Memperpanjang usia mesin.
- Ramah lingkungan
- Bebas timbal
- Menambah kemampuan jarak tempuh kendaraan
- Meminimalisasi kerak di ruang bakar
Lalu bagaimana cara mengolah singkong menjadi etanol?
Berikut Langkah-langkah pembuatan bioetanol berbahan singkong yang dilerapkan
Tatang H Soerawidjaja. Pengolahan berikut ini berkapasitas 10 liter per hari.
1. Kupas 125 kg singkong segar, semua jenis dapal
dimanfaatkan. Bersihkan dan cacah berukuran kecil-kecil.
2. Keringkan singkong yang telah dicacah hingga kadar air
maksimal 16%. Persis singkong yang dikeringkan menjadi gaplek. Tujuannya agar
lebih awet sehingga produsen dapat menyimpan sebagai cadangan bahan baku.
3. Masukkan 25 kg gaplek ke dalam tangki stainless si
eel berkapasitas 120 liter, lalu tambahkan air hingga mencapai volume 100
liter. Panaskan gaplek hingga 100"C selama 0,5 jam. Aduk rebusan gaplek
sampai menjadi bubur dan mengental.
4. Dinginkan bubur gaplek, lalu masukkan ke dalam langki
sakarifikasi. Sakarifikasi adalah proses penguraian pati menjadi glukosa.
Setelah dingin, masukkan cendawan Aspergillus yang akan memecah pati
menjadi glukosa. Untuk menguraikan 100 liter bubur pati singkong. perlu
10 liter larutan cendawan Aspergillus atau 10% dari total bubur. Konsentrasi
cendawan mencapai 100-juta sel/ml. Sebclum digunakan, Aspergilhis dikuhurkan
pada bubur gaplek yang telah dimasak tadi agar adaptif dengan sifat kimia
bubur gaplek. Cendawan berkembang biak dan bekerja mengurai pati.
5. Dua jam kemudian, bubur gaplek berubah menjadi 2
lapisan: air dan endapan gula. Aduk kembali pati yang sudah menjadi gula itu,
lalu masukkan ke dalam tangki fermentasi. Namun, sebelum difermentasi pastikan
kadar gula larutan pati maksimal 17—18%. Itu adalah kadar gula maksimum yang
disukai bakteri Saccharomyces unluk hidup dan bekerja mengurai gula
menjadi alkohol. Jika kadar gula lebth tinggi, tambahkan air hingga mencapai
kadar yang diinginkan. Bila sebaliknya, tambahkan larutan gula pasir agar
mencapai kadar gula maksimum.
6. Tutup rapat tangki fermentasi untuk mencegah
kontaminasi dan Saccharomyces bekerja mengurai glukosa lebih optimal.
Fermentasi berlangsung anaerob alias tidak membutuhkan oksigen. Agar fermentasi
optimal, jaga suhu pada 28—32"C dan pH 4,5—5,5.
7. Setelah 2—3 hari, larutan pati berubah menjadi 3
lapisan. Lapisan terbawah berupa endapan protein. Di atasnya air, dan etanol.
Hasil fermentasi itu disebut bir yang mengandung 6—12% etanol
8. Sedot larutan etanol dengan selang plastik melalui
kertas saring berukuran 1 mikron untuk menyaring endapan protein.
9. Meski telah disaring, etanol masih bercampurair. Untuk
memisahkannya, lakukan destilasi atau penyulingan. Panaskan campuran air dan
etanol pada suhu 78"C atau setara titik didih etanol. Pada suhu itu etanol
lebih dulu menguap ketimbang air yang bertitik didih 100°C. Uap etanol
dialirkan melalui pipa yang terendam air sehingga terkondensasi dan kembali
menjadi etanol cair.
10. Hasil penyulingan berupa 95% etanol dan tidak dapat
larut dalam bensin. Agar larul, diperlukan etanol berkadar 99% atau disebut
etanol kering. Oleh sebab itu, perlu destilasi absorbent. Etanol 95% itu
dipanaskan 100"C. Pada suhu ilu, etanol dan air menguap. Uap keduanya
kemudian dilewatkan ke dalam pipa yang dindingnya berlapis zeolit atau pati.
Zeolit akan menyerap kadar air tersisa hingga diperoleh etanol 99% yang siap
dieampur denganbensin. Sepuluh liter etanol 99%, membutuhkan 120— 130 lifer bir
yang dihasilkan dari 25 kg gaplek
Tidak ada komentar:
Posting Komentar